SELAMAT DATANG SAHABAT

SELAMAT DATANG SAHABAT

Anda adalah pengunjung yang ke .....

Counter

video denmas

Rabu, 14 November 2007

Menyelami laut, mengarungi diri sendiri


Menyelami laut, mengarungi diri sendiri


Olah raga menyelam (scuba diving) memang kegiatan berbahaya. Tapi jika tahu tata cara yang benar dan apa saja yang harus diperhatikan ketika menyelam, tentu hal ini akan menjadi kegiatan yang menyenangkan. Karena itu banyak eksekutif gandrung pada olah raga menyelam.

Mereka memburu tempat-tempat menyelam yang eksotik di Indonesia. Apalagi dari segi biaya tidak terlalu mahal meski kegiatannya itu sendiri tidak kalah bergengsi dengan hobi mobil dan motor. Maka, tak heran bila banyak eksekutif menjadi maniak selam.

Apalagi di Indonesia badan resmi yang mendukung kegiatan diving ini pun mudah dijumpai. Ada Persatuan Olah Raga Selam Seluruh Indonesia (POSSI) yang berafiliasi dengan Confederation Mondiale des Activites Subaquatiques (CMAS)-bermarkas besar di Italia-Professional Association Diving Instructor (PADI), Scuba Diving international, dan masih banyak lainnya.

Menariknya, meski tiap badan pengeluar sertifikat menyelam dan mematok biaya kursus, namun tidak jarang dalam praktiknya masih ada peluang negosiasi. Beberapa kewajiban misalnya, juga masih bisa disiasati. Di Jakarta biasanya badan seperti itu mematok biaya antara Rp1,6 juta hingga Rp1,8 juta, kecuali di Bali yang sebagian besar mematok tarif kursus dengan US dolar.

Hobi menyelam menjadi terlihat mahal dan cukup bergengsi lantaran biaya akomodasi rentetannya. Itulah yang dialami Ida Lasida, satu eksekutif dari PENSA-satu lembaga pengembangan usaha kecil menengah untuk kawasan timur Indonesia yang kini berbasis di Bali.

Dengan gaya bicara yang lembut dan low profile dia menuturkan bukan dirinya saja yang kebetulan suka dengan dunia selam, tetapi juga sang suami, N.A.A Wedar. Bahkan sang suami sudah memiliki sertifikat untuk taraf instruktur. "Yang membuat mahal itu perjalanan kita bila ingin menjamah lautan di luar Jakarta seperti Bunaken, Komodo Menjangan dan sebagainya," ujar Ida.

Beruntung, ibu satu anak ini tinggal di Bali. Dengan begitu dia bisa setiap akhir pekan menjelajahi lokasi diving menarik di kawasan Pulau Dewata ini. Bukan itu saja, Ida kini sudah banyak tahu di bagaimana mencari dan menyiasati biaya akomodasi agar tidak terlalu mahal.

Bagi orang Jakarta, untuk bisa menaklukan lautan di seputar Amet, Menjangan dan Tulamben Bali, mesti harus menyiapkan dana yang tidak sedikit. Apalagi jika ingin menjamah Komodo, Bunaken atau laut Bandanaera.

"Saya sebenarnya masih menjadi anggota Bubles di Jakarta, bukan klub sih tapi lebih mirip paguyuban yang kebetulan sesama penggemar olah raga diving dan banyak dari mereka memang kalangan eksekutif," kata Ida.

Menurut Ida ada beberapa tahapan latihan untuk dapat menguasai teori menyelam. Namun semua itu bergantung dari tujuan masing-masing. Apakah kegiatan diving hanya untuk melampiaskan hobi atau ada keinginan mendalami lebih jauh sebagai instruktur.

Kalau hanya untuk senang-senang tahapan tingkat dasar bisa jadi sudah cukup, tapi juga tidak ada salahnya jika mau mendalami lebih jauh karena selain akan memberikan banyak pengetahuan juga memberikan rasa keamanan. "Bahkan dengan menguasai sebagai self contained underwater breathing aspparatus [SCUBA] untuk tingkatan tinggi seperti master, kita bisa menyelam sendiri tanpa ada guide," paparnya.

Lantas apa sih yang menarik dari menjelajahi perut laut itu sehingga para eksekutif ini mau bersusah-susah, bahkan tidak jarang menghadapi rintangan yang membahayakan? Sekalipun mereka menguasai teori selam bisa jadi bahaya itu datang di luar perkiraan. Ida misalnya beberapa kali sempat menemui arus kuat yang mampu menyedot dirinya untuk terus ke dalam.

Karena itulah penyelam harus sehat, bebas dari sakit berat seperti jantung, ayan, diabetes, karena kegiatan ini betul-betul menguras tenaga. Namun bagi Ida maupun Wedar, sebesar apa pun rintanganya tidak mampu mengalahkan pesona warna-warni terumbu karang, gunung laut, lembah dasar laut yang jauh lebih menakjubkan dibanding pesona alam di daratan.

Begitu juga dengan Kany V. Soemantoro, direktur PT Orindo Alam Ayu Oriflame Indonesia. Pria kelahiran Makasar 13 Septembar 1968 ini juga salah satu eksekutif yang sangat doyan kegiatan menyelam.

Kepulauan Seribu, Bunaken, Bali, Menado dan Ujung Kulon adalah deretan perut laut yang akrab disinggahinya. Kegiatan diving ini selain dilakukan tiap liburan akhir pekan atau liburan panjang juga di sela-sela kunjungan kerjanya ke daerah.

Gundukan dan lembah pasir di dasar laut itu, menurut Kany, tak kalah indah dengan gurun pasir di Timur Tengah. Belum lagi aneka tumbuh-tumbuhan laut dan ikan hias yang membentuk suatu taman laut.

Dari diving pula seseorang akan memperoleh manfaat water therapy, yaitu efek yang ditimbulkan jika kita turun ke laut pada kedalaman tertentu maka tubuh kita akan menciut dan memberikan tekanan untuk melepaskan nitrogen yang mengendap di tubuh. Saat keluar dari laut tubuh kita terasa mengembang dan memberikan rasa segar luar biasa.

"Biasanya saya menyempatkan mengambil cuti atau mengambil kesempatan saat libur panjang," tutur mantan salah satu direktur PLN, Tunggono Soemedi yang kini menjabat sebagai direktur operasional PT Cahaya Sakti.

Kepada Bisnis, dengan semangat pria berambut putih yang masih terlihat seperti usia 50-an ini menuturkan awal ketertarikannya pada olah raga selam yaitu terbentuk sejak 1986 saat masih menjabat di PLN Jawa Timur. Dia berlatih bersama pasukan katak marinir TNI AL

Hobi itu makin menjadi-jadi saat dia bertugas di Makassar yang memiliki belasan pulau di depan kota Makassar, antara lain pulau Kayangan, Lae-lae, Samalona, Barrang Lompo, Barrang Caddi, Kondingareng Keke, Kondingareng Lompo, Bone Tambung, Lanjukang, Langkai, dan Lumu-lumu.

Namun menurutnya lokasi menyelam (dive site) favoritnya dan yang paling indah justru terletak di Kapoposang yang harus ditempuh sekitar dua jam perjalanan ke arah barat laut Kota Makassar.

Aktivitas ini tidak dijalani oleh Tunggono semata, namun kedua putrinya yaitu Yuni Kirana dan Desi Mustika ternyata juga merupakan penghobi olah raga ini. Bahkan Yuni telah mendapatkan gelar master dive.

"Wah, kalau anak saya yang satu itu [Yuni] malah sudah pernah menyelam di dive site seluruh Indonesia," paparnya tanpa bisa menyembunyikan rasa bangga terhadap putrinya itu.

Sedangkan dirinya sendiri merasa cukup puas menyelam di Pulau Derawan, Kalimantan Timur dan Nusa Penida, Bali. Bagi kalangan divers, demikian Tunggono, Pulau Derawan memang sudah terkenal memiliki keelokan dasar laut sehingga tak heran cukup banyak penyedia jasa perjalanan yang menawarkan pelayanan bagi para pecinta kedalaman ini.

Selain menyelam di Pulau Derawan tidak rugi jika, melanjutkan kegiatan selam ke Pulau Sangalaki, Kakaban, dan Maratua. Di pulau-pulau itu ada keunikan tersendiri yang tidak mungkin ditemukan di wilayah lain. Pulau Sangalaki misalnya, mempunyai populasi ikan pari biru (manta rays) yang unik dengan lebar lebar badan dapat mencapai 3,5 meter.

Pulau Derawan memiliki air sangat jernih, sehingga mudah menemukan penyu berseliweran dengan jinaknya, berenang di seputar penyelam. Selain itu mudah ditemui ikan barracuda, ikan-ikan hias, dan ribuan ikan terumbu karang beriringan simpang siur di kedalaman laut.

Sedangkan di Nusa Penida, penyelam dapat menonton udang karang (panulirus versicolor), gurita dan kepiting keluar mencari makan setelah tidur sepanjang siang di balik karang.


Itulah sebagian keasyikan ketika hobi menyelam sudah mendarah daging.
(bisnis/cn02)

Tidak ada komentar: