SELAMAT DATANG SAHABAT

SELAMAT DATANG SAHABAT

Anda adalah pengunjung yang ke .....

Counter

video denmas

Minggu, 18 November 2007

Tenang, jangan bentak anak

Tenang, jangan bentak anak


Anak bertengkar itu sudah biasa. Orangtua perlu bersikap bijak dalam menghadapi situasi itu. Anak bisa bertengkar dengan saudara kandung atau teman sebaya saat sedang asyik-asyiknya bermain.
Jika menemui anak sedang bertengkar dengan teman sebayanya orangtua sebaiknya tidak langsung bereaksi, karena bisa berakibat emosi orangtua ikut muncul.
”Jika orangtua mengetahui anaknya sedang bertengkar, tanya dulu apa permasalahannya dengan sikap tenang. Anak biasanya masih jujur dan mau bercerita kejadian sebenarnya. Sebaiknya sejak awal orangtua sudah mengantisipasi kalau anak kecil biasa bertengkar sehingga saat menemui anaknya bertengkar orangtua tidak emosi,” kata psikolog Hj Kris Pudjiatni Psi.
Kris yang juga dosen Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Solo (UMS) ini mengatakan pada usia dini berikan kebebasan bagi anak untuk belajar dengan lingkungan. ”Kalau anak kita salah, beritahu dia kalau apa yang dia lakukan salah dan suruh minta maaf pada temannya. Yang terpenting tindakan tersebut tidak lagi diulangi oleh anak,” ungkap Kris.
Demikian juga kalau ternyata yang salah itu temannya, anak diberitahu agar tidak melakukan apa yang dilakukan temannya itu, sambungnya.
Lebih lanjut, Kris menuturkan, selama ini masih ada perilaku yang salah dari orangtua, saat menemui anak bertengkar langsung dibentak, dimarahi dan disalahkan. ”Padahal perilaku membentak, marah-marah dan langsung menyalahkan ini akan direkam dalam benak anak dan mungkin cara itu akan dimunculkan anak saat menghadapi permasalahan berikutnya. Bisa juga cara itu akan dipakai anak saat anak dewasa kelak,” tandas Kris.
Jika perilaku yang salah ini terekam oleh anak, sambungnya, orangtua harus peka dan segera melakukan introspeksi agar tindakannya yang salah tidak dilakukan lagi. ”Namun kadang-kadang anak bisa juga melakukan pertengkaran sampai berantem karena ingin membela diri karena mungkin ada temannya yang usil atau nakal. Pantau jangan sampai tindakan anak membahayakan diri mereka,” ujarnya.
Menurut Kris, pertengkaran yang terjadi pada anak biasanya disebabkan oleh hal sepele seperti berebut mainan atau tidak mau berbagi. ”Oleh karena itu sebaiknya anak dibekali dari rumah dengan sikap saling yang positif, seperti saling menghargai, saling menghargai dan saling memberikan kesempatan pada teman yang lain,” katanya. Jika sikap saling ini mulai ditumbuhkan sejak dini maka anak akan lebih mudah bersosialisasi dengan lingkungannya, baik itu di sekolah maupun di rumah, lanjut Kris.